Monday, June 21, 2010

child and school

Semakin bertambahnya usia anak, biasanya orangtua mulai berpikir untuk memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal. Alasannya pun macam-macam, lho. Menstimulasi kecerdasan lah, membiasakan diri dengan kehidupan sosial sejak dini lah. Bahkan bagi orangtua yang bekerja, ini bagai setali 3 mata uang. Belajar, sekaligus ada tempat untuk mengasuh anak.Hmmm..

Nah, terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan anak usia dini:


Daycare.
Apa sih daycare itu? Bahasa sederhananya sih, tempat penitipan anak. Day-care center sebenarnya bukan semata-mata tempat penitipan anak, namun seharusnya lebih menyediakan sarana atau fasilitas serta program-program yang disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak bereksplorasi dengan aman. Program day-care bukan sekadar tempat perawatan anak, karena didalamnya juga disediakan fasilitas edukasi informal kepada anak. Misalnya dalam field trip untuk anak dan talkshow untuk orangtua.

Kindergarten (Taman Kanak Kanak)

Taman kanak-kanak biasanya berisi anak-anak yang lebih besar misalnya berumur 6 tahun ke bawah. TK menyuguhkan bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Disini anak mulai belajar berhitung, mengolah jasmani, bahasa, agama dan juga belajar melatih motorik halusnya (seperti menggunting, menggambar, dll.)

Sekolah Dasar

Merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Masih ingat dong, terdapat 6 tingkatan dalam sekolah dasar. Pada SD, kita mempelajari hal-hal basic untuk mencapai tingkat selanjutnya. Pada masa ini anak mulai mengembangkan kemandirian, sosioemosional, juga penguasaan kognitifnya.

Perlu diketahui, pendidikan dan perkembangan anak pada masa ini sangat penting. Disini anak mendapatkan konstruksi kognitifnya, mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang tentu berguna bagi perkembangan kognitif seseorang. Pada masa ini juga penting sebagai bekal untuk menuju jenjang selanjutnya, yaitu sekolah menengah.


Homeschooling.
Tentu kalian pernah dengar kan?.. Istilah sederhananya adalah program pendidikan yang dilakukan di rumah yang dilakukan oleh pengajar profesional ataupun orangtua anak. Tentu saja homeschooling setara dengan pendidikan formal di sekolah, sehingga membuat program ini mulai banyak diminati di Indonesia. Biasanya sih, orang yang mengikuti homeschooling ini adalah selebritis muda, anak yang orangtuanya sering berpindah pekerjaan, atau anak yang kurang bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya. Tentu saja program ini membawa pro kontra tersendiri.

Pada sekolah umum, anak melakukan proses belajar bersama-sama dengan anak sebaya di dalam sebuah kelas berisikan 15 sampai 40 orang siswa, sementara homeschooling dilakukan secara privat.




Sekolah umum kadang memiliki terlalu banyak siswa dalam satu kelas, membuat proses belajar jadi tidak kondusif. Tekanan peers & bullying juga menjadi alasan bagi orangtua untuk mengikuti program homeschooling bagi anak mereka.
Tapi apakah anak akan mampu berinteraksi secara sosial, memiliki masa pertumbuhan ayaknya anak pada umurnya? Merasakan field trip bersama teman sekelas,ramai-rami dihukum guru, ada pekan olahraga, festival musik, merasakan pesta prom, dll..Menurut saya pribadi sih, pengalaman-pengalaman tersebut merupaka pengalaman masa sekolah yang berharga untuk dikenang.

Well, semua ada kurang dan lebihnya bukan?

No comments:

Post a Comment