Saturday, May 21, 2011

motherhood review




Pada film Motherhood, dapat kita lihat kehidupan sehari-hari seorang Ibu rumah tangga yang naik turun seperti roller coaster. Kesibukannya adalah merawat suami, dua orang anak, menulis blog, dan merawat tetangganya yang manula. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga benar-benar menyita waktu,tenaga serta emosi.


Emily akan mengadakan pesta ulang tahun anaknya, Claire. Sehingga kesibukannya pada hari itu bertambah dan sangat ia sangat kerepotan untuk menjalankan seluruh urusan rumah tangga. Suaminya sepertinya kurang memberi perhatian atau setidaknya meringankan beban Emily.



Interaksi antara Emily dan Claire begitu dekat sementara Ayahnya kurang terlibat dalam urusan rumah tangga. Hal ini mungkin karena Ayah tersebut lebih focus terhadap urusan pekerjaan.



Meta-analisis leaper menunjukkan bahwa ibu cenderung lebih banyak bicara dengan anak-anak mereka daripada ayah. Namun, di antara penelitian individu yang bersangkutan, ada beberapa indikasi bahwa ayah mungkin lebih banyak bicara dengan anak perempuan daripada anak laki-laki.
Perempuan cenderung lebih mengekspresikan perasaannya daripada laki-laki. Beberapa bukti yang menguatkan untuk pengaruh potensi orang tua terhadap perkembangan perbedaan gender dalam ekspresi emosi.
Adapun Claire dapat kita lihat bahwa ia menginginkan pesta ulang tahun yang meriah, mungkin karena disebabkan Emily yang kurang bisa mengatakan tidak terhadap anaknya.
Best and William. Adanya pengaruh perilaku perempuan dan laki-laki yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut :
1.status keluarga perempuan dan laki-laki,
2.keikutsertaan ayah dalam proses pengasuhan
3.kesempatan ekonomi
4.nilai dan keyakinan.

Emily kesulitan mengatakan tidak kepada Claire, sehingga Claire terbiasa mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika Claire meminta pesta ulang tahun yang tak kalah meriah dibandingkan temannya, Emilly pun tidak sanggup menolak. Apalagi, Avery (sang Ayah) jarang terlibat dalam interaksi dan ekerja sama sebagai team dengan Emily dalam mengasuh anak.


mengantar anaknya ke playground sambil mengerjakan blog miliknya


Akhirnya Emily membicarakan tentang kurangnya komunikasi dan kerjasama yang baik diantara ia dan suaminya. Avery sadar bahwa menjalankan rumah tangga benar-benar harus dijalankan dengan kontribusi dari keduanya.
Meskipun begitu, segala kesibukan dan kepenatan Emily itu terbayar ketika mengetahui bahwa anaknya berpikir bahwa Ibunya adalah segalanya bagi dirinya, dan apa yang dia lakukan adalah untuk orang-orang tercinta.

Wednesday, April 13, 2011

parent-child relationship in later years

Bagaimana hubungan antara orangtua dan anak?
Tentu saja pada dasarnya hubungan orang tua – anak harusnya sangatlah dekat, karena anak merupakan keturunan langsung, merupakan hasil darah daging dari para orang tua. Kalau kita melihat sebuah keluarga muda, misalnya, yang terdiri dari seorang Ayah, ibu dan seorang anak yang masih balita, kita dapat melihat bagaimana kasih sayang kedua orang tua kepada anaknya. Balita tersebut dipeluk, ditimang, yah- benar-benar di sayang lah.. Balita tersebut juga benar-benar tergantung kepada orang tuanya. Makan, minum, mengambil benda apapun, ia akan meminta kepada orangtuanya. Terbayang kan, bagaimana hubungan orangtua – anak? Kemudian, balita tersebut akan beranjak besar. Ia mulai bisa makan, minum dan mengambil barang sendiri. Ia mulai remaja, mulai memiliki orang dekat selain ayah ibunya, menyelesaikan pendidikan, bekerja dan akhirnya dan keluar dari rumah untuk memulai keluarga sendiri dan memiliki anak.
Lalu, bagaimana hubungan anak yang telah dewasa ini dengan orangtuanya? Apakah selesai tugas orangtua untuk merawat anaknya?

Keluarga muda ini masih kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas rumah tangganya. Antara bekerja, mengurus rumah, mengurus anak, dan mengurus diri sendiri tentu saja. Maka, datanglah orangtuanya untuk membantu mengurus cucunya, membantu anaknya mengurus rumah bahkan memberikan bantuan finansial kepada anaknya.
Kemudian cucunya sudah mulai besar dan tidak perlu ditunggui lagi, karir anak mereka pun telah stabil sehingga mereka dapat membayar jasa pembantu rumah tangga untuk membantu merawat rumah. Sementara itu, orangtua mereka mulai pension, keungan mereka menjadi tidak stabil, umur mereka bertambah sehingga kondisi fisik mereka pun menurun. Kali ini, bagian anaknya lah yang merawat orang tua mereka. Mereka menampung orang tua mereka yang sudah tak mampu hidup sendiri.

Seperti inilah hubungan antara orangtua-anak yang biasanya terjadi. Tentu saja, semua bantuan, pemberian dan saling support macam ini benar-benar tergantung dengan kedekatan yang terjalin antara orang tua dan anak. Orangtua yang selalu mensuport anaknya, memberi kasih sayang dan selalu membantu anaknya melewati permasalahan biasanya pun akan mendapatkan perlakuan yang sama dari anak-anaknya. Keluarga harmonis cenderung memberi support yang besar kepada keluarga, sementara keluarga yang mengalami misalnya, perceraian, adanya pemberhentian kontrak kerja atau kejadian lainnya yang berimbas pada fungsi keluarga sangat mempengaruhi hubungan orangtua-anak ini.

Hubungan orangtua-anak merupakan hubungan sepanjang hidup yang akan bertahan selamanya. Hendaknya kita selalu ingat dengan jasa orangtua yang telah membesarkan kita, dan membalas kebaikan mereka dan merawat mereka di hari tuanya.

Saturday, December 4, 2010

GRINDIRON GANG

Rangkaian cerita tentang kemiskinan, broken home, kekerasan rumah tangga , sampai kehidupan gang anak jalanan memang seperti lingkaran setan yang tak ada habisnya. Grindiron Gang, sebuah film yang diambil dari kisah nyata ini sangat memberikan inspirasi.


Bercerita tentang para remaja yang menghuni penjara anak-anak karena melakukan tindakan criminal seperti menjadi pengedar narkoba, pencurian, tindakan anarki anggota geng, sampai pembunuhan. Mereka dikarantina dalam sebuah lembaga yaitu Camp Kilpatrick. Penghuni Camp Kilpatrick adalah remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang keras ; kemiskinan, broken home, kekerasan rumah tangga , sampai kehidupan gang anak jalanan merupakan makanan sehari-hari. Mereka menjadi brutal, defensive, dan pesimis akan masa depan bahkan sebelum mereka mengetahui bahwa sebenanrnya ada pilihan lain selain mengikuti arus dunia kelam tersebut.

Bagi mereka, hidup tidak memiliki pillihan. Ingin sekolah? Tidak ada biaya, ingin bekerja? Tidak ada pengalaman atau bisa saja karena alasan rasial, pemerintah?Apa peduli mereka? Keluarga? Tidak tau ada dimana

Munculnya tindak kriminalitas mereka tersebut tidak bisa lepas dari keberadaan keluarga mereka yang kacau (broken home) sehingga memaksa mereka mencari kasih sayang di jalanan. Ratusan bahkan ribuan remaja berkumpul karena alasan yang sama, broken home, kemudian bersosialisasi dan membentuk genk. Melalui kelompok-kelompok genk-genk inilah mereka hendak menunjukkan eksistensi dan saling memperoleh kasih sayang semu serta mendapatkan keluarga baru di jalanan dengan cara yang salah. Ujung-ujungnya, mereka menganggap pencurian, penjarahan, narkoba, perkelahian massal, dan membunuh adalah sebuah ritual biasa.

Apa yang dicari? Bisa jadi mereka mencari sebuah identitas dan pengakuan. Menurut teori Erikson, masa remaja memang banyak melibatkan isu pencarian identitas, yaitu tahapan identity vs identity confussion. Disini, sang tokoh remaja berusaha mencari identitas dirinya. Lingkungan yang selama ini ia kenal hanyalah Geng jalanan 88. Sehingga ia berusaha menjadi apa yang geng tersebut ajarkan. Yang tentu saja akhirnya menjebloskannya ke Camp Kilpatrick




Di Camp Kilpatrick, ia bertemu Sean Johnson. Petugas Camp yang berinisiatif untuk membawa perubahan bagi hidup anak-anak jalanan tersebut. Dengan mengajak mereka aktif dalam olahraga dan dipercaya untuk mengikuti pertandingan. Meskipun awalnya terasa sangat sulit, ini membentuk mental, semangat dan identitas diri yang selama ini hilang. Program ini berhasil membangun kedekatan dan perasaan kekeluargaan di antara para anggotanya, dan juga Sean berhasil membangun kepercayaan para remaja tersebut dan membangkitkan semangat hidup yang selama ini redup. Mereka sekarang memiliki keinginan untuk meniti masa depan. Ada yang kembali bersekolah, mengejar beasiswa lewat football, bekerja agar anaknya bangga kepadanya dll. Memang ada beberapa yang kembali ke penjara, namun angka tersebut menurun drastis akibat program ini.

the victory

Perkembangan remaja dalam pencarian identitas merupakan tahapan penting bagi kehidupan seorang individu. Apakah individu tersebut kemudian berhasil dan melanjutkan fase kehidupan ke tahap selanjutnya atau tidak. Yang jelas, dukungan dari keluarga, dan lingkungan merupakan salah satu factor utama dalam perkembangan remaja.

Monday, June 21, 2010

child and school

Semakin bertambahnya usia anak, biasanya orangtua mulai berpikir untuk memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal. Alasannya pun macam-macam, lho. Menstimulasi kecerdasan lah, membiasakan diri dengan kehidupan sosial sejak dini lah. Bahkan bagi orangtua yang bekerja, ini bagai setali 3 mata uang. Belajar, sekaligus ada tempat untuk mengasuh anak.Hmmm..

Nah, terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan anak usia dini:


Daycare.
Apa sih daycare itu? Bahasa sederhananya sih, tempat penitipan anak. Day-care center sebenarnya bukan semata-mata tempat penitipan anak, namun seharusnya lebih menyediakan sarana atau fasilitas serta program-program yang disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak bereksplorasi dengan aman. Program day-care bukan sekadar tempat perawatan anak, karena didalamnya juga disediakan fasilitas edukasi informal kepada anak. Misalnya dalam field trip untuk anak dan talkshow untuk orangtua.

Kindergarten (Taman Kanak Kanak)

Taman kanak-kanak biasanya berisi anak-anak yang lebih besar misalnya berumur 6 tahun ke bawah. TK menyuguhkan bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Disini anak mulai belajar berhitung, mengolah jasmani, bahasa, agama dan juga belajar melatih motorik halusnya (seperti menggunting, menggambar, dll.)

Sekolah Dasar

Merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Masih ingat dong, terdapat 6 tingkatan dalam sekolah dasar. Pada SD, kita mempelajari hal-hal basic untuk mencapai tingkat selanjutnya. Pada masa ini anak mulai mengembangkan kemandirian, sosioemosional, juga penguasaan kognitifnya.

Perlu diketahui, pendidikan dan perkembangan anak pada masa ini sangat penting. Disini anak mendapatkan konstruksi kognitifnya, mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang tentu berguna bagi perkembangan kognitif seseorang. Pada masa ini juga penting sebagai bekal untuk menuju jenjang selanjutnya, yaitu sekolah menengah.


Homeschooling.
Tentu kalian pernah dengar kan?.. Istilah sederhananya adalah program pendidikan yang dilakukan di rumah yang dilakukan oleh pengajar profesional ataupun orangtua anak. Tentu saja homeschooling setara dengan pendidikan formal di sekolah, sehingga membuat program ini mulai banyak diminati di Indonesia. Biasanya sih, orang yang mengikuti homeschooling ini adalah selebritis muda, anak yang orangtuanya sering berpindah pekerjaan, atau anak yang kurang bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya. Tentu saja program ini membawa pro kontra tersendiri.

Pada sekolah umum, anak melakukan proses belajar bersama-sama dengan anak sebaya di dalam sebuah kelas berisikan 15 sampai 40 orang siswa, sementara homeschooling dilakukan secara privat.




Sekolah umum kadang memiliki terlalu banyak siswa dalam satu kelas, membuat proses belajar jadi tidak kondusif. Tekanan peers & bullying juga menjadi alasan bagi orangtua untuk mengikuti program homeschooling bagi anak mereka.
Tapi apakah anak akan mampu berinteraksi secara sosial, memiliki masa pertumbuhan ayaknya anak pada umurnya? Merasakan field trip bersama teman sekelas,ramai-rami dihukum guru, ada pekan olahraga, festival musik, merasakan pesta prom, dll..Menurut saya pribadi sih, pengalaman-pengalaman tersebut merupaka pengalaman masa sekolah yang berharga untuk dikenang.

Well, semua ada kurang dan lebihnya bukan?

Friday, June 11, 2010

anak & media

Tertarik dengan banyaknya media bagi anak-anak saat ini?Memang banyak sekali pilihan yang bisa kita berikan,namun manakah yang tepat bagi perkembangan anak?

Sebuah film berkostum boneka berjudul Jim Jam & Sunny ini bedurasi sekitar 45 menit. Film yang terbagi menjadi 4 fragmen ini bercerita tentang Jim Jam yang belajar berkenalan dengan warna biru, hijau dan merah. Pada Fragmen pertama Jim Jam & Sunny bermain ekspedi dan mencari benda-benda petunjuk yang memiliki warna biru. Fragmen kedua menceritakan Jim Jam yang melukis teman-temannya menggunakan cat berwarna hijau. Jim Jam juga belajar bahwa dengan mencampurkan cat warna biru dan kuning ternyata dapat mengahasilkan warna hijau. Pada fragmen ketiga, Sunny menjadi ratu merah dan meminta Jim Jam mengumpulkan semua benda berwarna merah. Pada film ini juga mengajak anak untuk belajar berimajinasi dan mengenalkan benda-benda dan pengertian sederhana.



Film ini cocok untuk anak yang memasuki usia 3 tahun sampai usia sekolah karena sudah menggunakan cukup banyak kosa kata. Jim Jam & Sunny cocok untuk anak laki-laki dan perempuan karena isi film menceritakan hal secara general.
Kesemuanya dilakukan dalam alur permainan dan cerita yang cukup menarik dan juga diselingi nyanyian dan tarian yang membuat anak pasti tertarik untuk menonton.
Ditambah efek-efek grafis yang digunakan, serta tokoh-tokoh berkostum yang lucu, seperti kodok berwarna merah dan hijau, kuda berwarna pink, jerapah garis garis dsb.
Film ini juga mengajak anak untuk melakukan rutinitas pada pagi hari seperti meregangkan badan, memakai baju dan sarapan lewat tarian dan nyanyian sehingga menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Pada fragmen terakhir, anak diajak untuk berimajinasi dan menyukai waktu tidur saat malam. Jim Jam bermain kapal perompak, menyetir mobil, gua harta karun, bermain trampoline, perang bantal dll.

Teori

Jim Jam & Sunny menceritakan pengenalan warna pada anak. Sesuai dengan teori Piaget, anak mulai dapat melakukan klasifikasi dan pengelompokkan warna dan benda yaitu pada tahapan operasional konkrit.


____________________________________________________________________________________
Nah, coba kita luhat penyajian komik Spongebob Squarepants.



Komik Spongebob square pants, memiliki beberapa cerita pendek. Komik full color ini pada cerita pertama berkisah tentang adanya invasi cacing raksasa ke bikini bottom membuat seluruh warga ketakutan. Akhirnya Sandy Cheeks dan Spongebob pergi mengusir cacing tersebut.

Kemudian di cerita kedua tentang spongebob dan Patrick yang tersasar di wilayah seram yang gelap bernama Rock bottom. Spongebob ketinggalan bis terakhir dan kesulitan untuk pulang ke bikini bottom

Cerita ketiga menceritakan datangnya para nelayan di bikini bottom. Mereka menggunakan kail untuk memancing ikan. Tuan Krab telah memperingati Spongebob untuk menjauhi kail-kail tersebut karena mereka dapat berakhir di toko souvenir. Pada awalnya Spongebob takut terhadap kail tersebut, namun karena dibujuk Patrick akhirnya Spongebob bermain-main dengan kail sampai akhirnya ia terjerat kail.
Cerita keempat tentang histerisnya sebuah kerang raksasa ketika ada yang mengganggunya. Seisi kota panic mencari tahu apa yang terjadi pada kerang raksasa tersebut. Spongebob yang terkahir berada di dekat kerang tersebut panic saat seluruh kota memburu tersangka yang tidak diketahui itu.

Apa yang bisa kita pelajari dari komik yang penuh lelucon ini?.
1. Pada cerita invasi cacing raksasa, Shandy dan Spongebob sempat putus asa mengetahui betapa besarnya cacing tersebut, sampai pada akhirnya mereka menggunakan akal cerdik dan berhasilkan mengalahkan cacing tersebut. Ini mengajarkan kepada anak bahwa tantangan sebesar apapun pasti bisa dihadapi dengan cerdas.

2. Ketika tersesat di daerah menyeramkan, Spongebob ketakutan bertemu makhluk Rock bottom yang mengerikan, namun ternyata mereka baik hati. Ini menekankan kepada anak bahwa tidak perlu takut kepada seseorang terlalu berlebihan, karena belum tentu mereka berperilaku jahat.

3. Pada cerita tentang kail ini memberikan pesan bahwa kita sehuarusnya mengikuti saran dari orang tua karena mereka lebih mengetahui mana yang baik dan yang tidak untuk diri kita.

4. Spongebob mengalami perang batin karena Ia merasa bersalah terhadap kerang. Akhirnya Ia memberanikan diri mengakui kesalahannya. Ternyata, Ia terbukti tidak bersalah karena ternyata kerang itu histeris dikarenakan anaknya dicuri oleh Tuan Krab. Cerita ini menyisipkan pesan moral bahwa kejujuran akan berbuah baik.
Alur cerita Spongebob yang lucu dan menarik, serta ilustrasi yang lucu dan penuh warna membuat anak tertarik untuk membacanya. Meskipun cocok untuk semua umur, laki-laki dan perempuan, cerita ini sepertinya diperuntukkan bagi anak usia sekolah ke atas.

Teori

1.Pada cerita invasi cacing, Spongebob dan Sandy dapat mengalahkan cacing tersebut menggunakan akal dan intelegensi mereka. Sesuai dengan Teori kognitif Piaget, spongebob dan Sandy memasuki tahapan operasional formal dimana mereka dapat berpikir abstrak sehingga memunculkan ide untuk memecahkan masalah mereka.

2.Spongebob melakukan akomodasi dari Teori kognitif Piaget dimana ketika Ia kebingungan karena tidak mengerti perkataan penduduk Rock Bottom, Ia mempelajari bahasa yang digunakan penduduk Rock Bottom tersebut dan akhirnya berhasil berkomunikasi dengan mereka.

3.Pada cerita kali ini, Patrick sebagai peer membawa pengaruh terhadap perkembangan moral Spongebob. Menurut Kohlberg, kemajuan dalam perkembangan kognitif tidak menentukan perkembangan penalaran moral. Meskipun figur otoritas (Tuan Krab) melarangnya bermain dengan kail, Spongebob tetap bermain karena ajakan Patrick.

4. Pada cerita ke empat pada komik Spongebob mengandung cerita tentang perkembangan moral yang dialami oleh Spongebob. Ia telah mencapai tahapan Post-Konvensional ke 6, prinsip etis universal sesuai tahapan perkembangan moral Kohlberg, yaitu merupakan tahapan tertinggi dimana seseorang telah mengembangkan standar moral berdasarkan hak asasi manusia dan ketika dihadapkan dengan pertentangan antara hukum dan hati nurani. Spongebob pada awalnya takut terhadap hukum yang akan menjeratnya dan menyadari konsekuensi yang ada namun akhirnya ia lebih memilih jujur.


Analisis


Film Jim jam & Sunny lebih mengarahkan anak untuk mengaplikasikan materi yang mereka dapatkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan dan arah film jelas terlihat. Film ini cocok untuk media pembelajaran bagi anak.

Sedangkan Spongebob squarepants lebih mengutamakan alur cerita yang lucu dan pesan moral yang disampaikan agak tersembunyi di balik lelucon yang ada.
Menurut saya, Jim Jam & Sunny lebih cocok dipertontonkan kepada anak yang lebih kecil karena alur cerita yang lambat dan mudah dimengerti, sementara Spongebob ditujukan bagi semua umur, dan tidak digunakan sebagai media pembelajaran namun hanya sebagai hiburan ringan.

Peers

Peers. Satu kata yang bermakna segalanya bagi seorang anak yang memasuki tahapan remaja. Peers sendiri merupakan orang-orang sebaya dengan tingkat umur yang sama dan kedewasaan yang rata-rata sama. Peers sangatlah penting karena merupakan lingkup terdekat setelah keluarga. Dari peers lah seorang anak mendapatkan informasi, dari peers pula lah anak mendapatkan dasar perbandingan.
Seperti yang sudah di bahas pada post sebelumnya, identity merupakan hal yang krusial dalam kehidupan perkembangan remaja.

Sebagai gambaran, saya mengambil film 17 again dimana banyak adegan di ambil dengan setting anak remaja. Diceritakan bahwa Mike O’donnel kembali menjadi remaja 17 tahun secara ajaib. Kesempatan ini ia pergunakan untuk membantu anak-anaknya dalam kehidupan social mereka di sekolah, yang tentu saja saling berpengaruh terhadap psikis anaknya.

Alex, merupakan seorang anak yang cemas dan cenderung menarik diri. Ia menjadi korban bully murid tim basket sekolah. Ia tidak pernah melawan karena takut pada Stan, sang kapten basket. Alex juga tidak memiliki teman dekat, tidak memiliki kepercayaan diri untuk mendekati gadis yang ia sukai. Alex merasa tidak mampu mendekati gadis kapten cheerleader tersebut, karena ia memiliki self image seorang pecundang terhadap dirinya sendiri. Kehidupan Alex di sekolah benar-benar menyedihkan.


Alex yang selalu cemas


Stan the captain of the basketball team, yang suka melakukan bullying


Sampai akhirnya datanglah Mike (dengan tampilan sebagai remaja). Mereka berdua berteman kemudian Mike membantu Alex mengasah kemampuan basketnya, menumbuhkan kepercayaan diri dan membantu Alex mendekati gadis yang ia sukai. Alex berhasil masuk tim basket dan membuktikan kemampuannya, Stan dan teman-temannya tidak melakukan bullying lagi padanya dan Alex berani mendekati gadis kesukaannya.
Kehidupan social Alex pun berubah menjadi menyenangkan sebagaimana seharusnya.


the charming Mike


mike yang berubah menjadi remaja lagi membantu Alex anaknya bermain basket


Dari sini dapat terlihat perubahan yang drastis pada kehidupan Alex. Semula, Alex dan Ayahnya tidak memiliki hubungan yang baik. Yang Mike ketahui bahwa anaknya telah masuk tim basket, dapat menerima beasiswa dan popular. Ekspektasi yang terlalu tinggi, dan tidak adanya komunikasi dua arah membuat alex tidak menceritakan kenyataan kehidupan sekolahnya.
Mike yang terlihat percaya diri, memiliki kemampuan basket yang hebat, dan tidak takut terhadap Stan menjadi role model yang baik bagi Alex. Mike memberi arahan akan tujuan yang harus dicapai Alex untuk bangkit dari keterpurukan. Secara garis besar, inilah fungsi peers bagi remaja dan dampak yang begitu besar bagi perkembangan mereka.

Saturday, June 5, 2010

identity confusion

Jadi, kita yang berumur 17 tahun ke atas tentu memiliki kartu identitas. KTP dan kartu mahasiswa misalnya, merupakan contoh kartu identitas. Apa isinya? Keterangan nama, alamat, agama, status perkawinan, tanggal lahir dll. Itulah identitas kita, atau setidaknya begitulah menurut kebanyakan orang. Tapi apa sebenarnya identitas itu? Siapakah kamu? Apakah hanya sebatas keterangan nama, lahir dimana, sudah menikah atau belum, memeluk agama apa, kuliah dimana bla bla bla…

Identitas sendiri memang merupakan potret atau gambaran diri. Proses pencarian identitas ini dilakukan secara bertahap. Jadi sebelum mengetahui identitas kita, kita harus lebih dulu memiliki pemahaman diri (self understanding), gambaran kognitif mengenai diri kita. Biasanya, proses pencarian identitas ini dimulai ketika kita memasuki masa remaja dimana kita mulai mengalami tahapan perkembangan identity vs identity confusion. Siapa saya? Apa tujuan saya? Bagaimana seharusnya penampilan yang cocok untuk saya? Pertanyaan seperti itu akan terus muncul sepanjang hidup kita ketika kita menyadari banyaknya pilihan yang tersedia ketika kita beranjak dewasa.

Remaja mengeksplor dan mencari identitas dengan bereksperimen dengan peran-peran yang berbeda. Keberhasilan dalam mengeksplor diri ini akan membawa remaja menjadi diri yang baru dan dapat diterima, baik social maupun penerimaan terhadap diri sendiri. Ini membuat remaja percaya diri dan semakin memperkuat identitasnya. Namun ketika proses mengeksplor ini gagal, terjadilah identity confusion. Remaja akan menarik diri dan mengisolasi dirinya dari lingkungan yang tentu saja berakibat buruk, atau ia akan meleburkan dirinya dengan orang lain, sehingga ia tidak memiliki identitas.

misalnya, seorang anak basket menggambarkan dirinya sebagai penggemar olahraga basket. Maka ia akan berpenampilan dan bertingkah laku seperti seorang pemain basket untuk mendapatkan identitas dan gambaran diri yang diinginkan



ketika seseorang menyukai musik entah emo, hip hop, metal ataupun reggae ia akan mencocokkan penampilannya



atau, kita ingin medapatkan image sebagai cheerleader maka kita berpenampilan seperti cheerleader



inilah yang dimaksud dengan remaja yang meneggelamkan diri ke dalam lingkungan pergaulan, sehingga tidak ada identitas individu.

peran orang tua sangatlah penting untuk menumbuhkan pola identitas yang sehat , sehingga anak memiliki kemampuan untuk menjadi diri sendiri dan mampu mengembangkan identitasnya.